Senin, 30 Juni 2014

LULUS


YEYEYE! Alhamdulillah akhirnya aku dinyatakan LULUS dari sekolahku, SMP N 1 Kalasan. Acara wisudanya dilaksanain tanggal 14 Juni 2014 kemarin. 


Jujur paginya tu rasanya deg-degan banget! Rasanya tu takut sambil pengen nangis, soalnya aku takut NEM-nya jelek. Tapi alhamdulillah banget waktu diumumin ternyata NEM-ku 37,85! Rasanya tuh kayak terbang gitu, walaupun USEK-nya agak nggak memuaskan. Tapi tetep bersyukur kok :)


Tadaaaa! ini dia foto Misaki Nurabrahannissa Giri Ayu!

Maaf, postingan kali ini sangat gaje ^^



Selasa, 18 Maret 2014

Contoh Naskah Pidato pada HUT RI

Hai hai ^^ Kali ini saya mau post pidato buatan saya nih.. Selamat membaca! ^^
   
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam sejahtera untuk kita semua.
Yang terhormat, Bapak Kepala Desa yang telah memperkenankan saya untuk berpidato pada kesempatan ini. Yang saya hormati, segenap warga yang telah hadir dan meluangkan waktunya dalam acara peringatan “HUT RI ke-69” pada hari ini.
Pertama-tama dan yang utama, marilah kita panjatkan puji syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kita semua kesehatan, sehingga kita dapat berkumpul dalam acara ini.
Hadirin yang berbahagia, apakah kalian mengetahui apa itu arti pahlawan?  Pahlawan berarti orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau dapat dikatakan pejuang yang gagah berani. Pahlawan adalah seseorang yang berpahala yang perbuatannya berhasil bagi kepentingan orang banyak. Perbuatannya memiliki pengaruh terhadap tingkah laku orang lain, karena dinilai mulia dan bermanfaat bagi kepentingan masyarakat bangsa atau umat manusia. Pahlawan sering dikaitkan dengan keberhasilan dalam prestasi gemilang dalam bidang kemiliteran.
Pada umumnya pahlawan adalah seseorang yang berbakti kepada masyarakat, negara, bangsa dan atau umat manusia tanpa menyerah dalam mencapai cita- citanya yang mulia, sehingga rela berkorban demi tercapainya tujuan, dengan dilandasi oleh sikap tanpa pamrih pribadi. Seorang pahlawan bangsa yang dengan sepenuh hati mencintai negara bangsanya sehingga rela berkorban demi kelestarian   dan kejayaan bangsa negaranya disebut juga     sebagai patriot. Ciri-ciri kepahlawanan adalah kemauan untuk meningkatkan kemampuan diri, kecepatan pembelajaran, memiliki kesabaran, ketekunan, serta kekuatan mental. Kepahlawanan adalah keberanian, dan kepahlawanannya tidak disuplai oleh orang lain. Pahlawan adalah seorang yang tak banyak waktu untuk bermain dan tertawa. Pahlawan adalah orang- orang yang serius untuk bekerja. Kepahlawanan, bukanlah ditujukan untuk orang-orang luar biasa, tetapi orang-orang biasa yang mengerjakan pekerjaan luar biasa.
Pahlawan ada bermacam-macam jenisnya, yaitu ada Pahlawan Perintis Kemerdekaan seperti Moh. Yamin, Pahlawan Kemerdekaan Nasional seperti Ki Hajar Dewantara, Pahlawan Proklamator seperti Ir. Soekarno, Pahlawan Kebangkitan Nasional seperti Dr. Tjipto Mangunkusumo, Pahlawan Revolusi seperti Ahmad Yani, Pahlawan Ampera seperti Ikhwan Ridwan Rais, dan tentunya pahlawan tanpa tanda jasa kita semua, yaitu bapak-ibu guru yang telah menyumbangkan ilmunya kepada kita semua.
Pernahkah kalian membayangkan perjuangan yang para pejuang lakukan dalam perebutan kemerdekaan dahulu? Pasti pernah sepintas terpikirkan oleh anda. Bagaimana mereka berjuang, tanpa kenal pamrih, tanpa kenal lelah, maupun waktu. Ribuan pejuang telah meninggal demi berdirinya Negara Indonesia.
Setiap mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya, mereka akan ditembak mati oleh penjajah. Namun bagaimana bisa kita yang dalam keadaan damai dan tentram tidak pernah bersungguh-sungguh dan menghayati dalam menyanyikan lagu kebangsaan tersebut? Sungguh ironis. Kita memang tidak harus menyanyikan lagu Indonesia Raya tiap hari, namun setidaknya kita harus bersungguh-sungguh dalam menyanyikan lagu Indonesia Raya,lagu kebangsaan Indonesia tersebut, dan selalu menghormati bendera kebangsaan kita sebagai salah satu wujud penghormatan terhadap para pejuang yang telah merebut kemerdekaan.
Jika berbicara mengenai perjuangan di era moderen seperti sekarang ini, tentunya kita tidak harus membunuh para penjajah dan juga merebut kemerdekaan. Masih banyak perjuangan-perjuangan lain yang perlu kita perjuangkan seperti berjuang melawan korupsi, dan juga bagi para pelajar tentunya adalah berjuang dengan cara belajar dengan giat agar dapat menggapai cita-cita yang diimpikan. Kita harus senantiasa semangat kepahlawanan, patriotisme, dan nasionalisme untuk negara tercinta ini. Itulah cara kita menghargai pahlawan-pahlawan kita.
Selanjutnya, dengan memperingati hari ulang tahun kemerdekaan kita ini, saya harap, semoga kita lebih meningkatkan rasa cinta kita pada tanah air dan bangsa, lebih meningkatkan daya juang kita terhadap bangsa dan negara, lebih mempersatukan jiwa dan segenap raga kita untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa ini, demi negeri yang kita cintai ini.
Masih banyak perjuangan kita,
Ingatlah semangat ketika merdeka,
Satukan hati dan kerahkan usaha,
Agar tercapai jua impian merdeka,
Merdeka negriku!
Merdeka Indonesia!
Akhir kata, saya mohon maaf jika ada banyak kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan di hati hadirin, baik disengaja, maupun yang tidak disengaja.
            Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.





Kamis, 06 Maret 2014

Sekolahku, SMP N 1 Kalasan



Gerbang depan SMP N 1 Kalasan

Sekolah yang berlokasi di Glondong, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta  ini berdiri pada tanggal 31 Agustus 1962, dengan nama SMP Bogem pada mulanya. Sekolah favorit di area Sleman ini memiliki visi & misi sebagai berikut :

~Visi

“Mewujudkan insan yang tangguh dalam imtaq, unggul dalam prestasi, peduli lingkungan hidup, serta cinta bangsa dan negara.”
Visi “tangguh dalam imtaq” telah terwujud dengan adanya tadarus bersama di pagi hari untuk siswa beragama Islam, dan kajian al-kitab bagi siswa beragama Kristen & Katholik. Visi “unggul dalam prestasi” telah terwujud dengan banyaknya ratusan prestasi yang telah dicapai oleh SMP N 1 Kalasan, mulai dari tingkat kabupaten, hingga tingkat nasional.  Untuk visi “peduli lingkungan hidup” telak terwujud dengan banyaknya pohon yang ditanam di SMP N 1 Kalasan, agar terlihat lebih rindang. Selain itu, SMP N 1 Kalasanjuga melakukan pemilahan sampah, sehingga  sampah organik & anorganik dapat diolah sebagaimana mestinya. Dan tentunya, seluruh warga SMP N 1 Kalasan cinta bangsa & negara, dengan dilaksanakannya upacara tiap 2 minggu sekali pada hari Senin.

~Misi

a.    Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama.
b.    Melaksanakan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM).
c.    Menggali dan mengembangkan kompetensi warga sekolah dalam penguasaan teknologi informatika, olahraga, sains, seni/budaya, dan keterampilan.
d.    Mendorong dan membantu warga sekolah untuk dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris.
e.    Menumbuhkembangkan kepedulian warga sekolah terhadap lingkungan hidup.
Itulah sedikit informasi mengenai SMP N 1 Kalasan, sekolah tempat dimana saya menimba ilmu.

Lebih lengkapnya, silahkan kunjungi blog SMP N 1 Kalasan di http://smpn1kalasan.sch.id/
Yoga Bhakti Jaya!

Rabu, 26 Februari 2014

Cerkak Basa Jawa "Ireng Bunder"

Haii.. kali ini aku mau share cerkak Bahasa Jawa buatanku nih.. :) Maaf, kalau bahasanya sedikit aneh :) Okay, selamat membaca :) 

Ireng Bunder

Karya : Misaki Nurabrahannissa Giri Ayu


            Ireng, bunder, cilik, ing pojok ruangan. Kadhang kala urip, kadhang kala mati. Kadhang kala muter, kadhang kala mung meneng. Mungkin kuwi definisi saka alat sing dijenengi CCTV. Saking gapteke aku,awale CCTV tak kira artine  “Sisi TV” utawa sandhinge TV. Ndilalah, artine dudu kuwi, tapi artine CCTV iku Closed Circuit Television.
            Dina Senen wingi, si Wati ngomong, jarene sekolahe awakdewe arep dipasangi CCTV, sing jarene kanggo ngawasi kegiyatan para siswa ing kelas. Tapi, ana sing ngomong CCTV sing arep dipasang ing kelas, kanggo ngawasi yen ana kemalingan. Jarene si Wati, kelase mulai dipasangi CCTV ing bulan Agustus. Kelasku entuk bagian mburi-mburi sing dipasangi CCTV, amarga le masangi CCTV urut saka kelas pitu.
            Esuke, pas aku mlebu kelas, kanca-kancaku uwis padha mbingungi dhewe-dhewe, “Eh eh..kae kabel sawa apa kae” , “Woiyoo ee..dawa tenan ik !!”, “Arep ana telepon umum po piye??”, “Haa?? Telepon umum?? Ngelindur po piye?? Jaman kaya ngene telepon umum wis ora laku, saiki jamane padha nganggo HP.”, “Yo sorry, aku kan yo mung ngawur to..”, “Iyo iyo..tapi jarene arep ana kamera mubeng kae lho..”. Aku mung iso meneng karo nahan ngguyu ing panggonku, amarga pacelathone kancaku lucu banget. Gara-gara ora tahan, aku langsung nyambung-nyambung wae, “Kok kamera mubeng to?? Ora salah iki?? Ketoke sih jenenge CCTV lho yo nek durung ganti”, “Ooo..jenengen CCTV to, aku kan yo ora ngerti to sing kaya ngono kuwi, tapi kan tetep mubeng-mubeng to?? Hehehe..”, “Iyo sihh..tapi kan jenenge dudu kamera mubeng to..”, “Hehehe..aku yo mung guyon kok.”, aku mung iso nahan ngguyu gara-gara mau.
            Bel lagi wae muni, tandhane pelajaran Basa Jawa wis mulai. Pak guru Basa Jawa ngumumke yen minggu ngarep uwis UTS. Kabeh kancaku sak kelas lansung rame, lan mbingungi amarga pengumumane pak guru mau. Ana sing lagi ngomongke rencana UTS saka sekolah mau karo takon-takon materi ing pak guru Basa Jawa, tapi ya ana sing nggunakake kesempatan kuwi mau kanggo rame lan ngomongake hal ing njobo pelajaran Basa Jawa. Amarga ramene uwis kaya pasar, pak guru mau banjur ngandani murid sak kelas, “Ealah..ramene kok uwis kaya pasar, mbok yo uwis, yen kowe-kowe kuwi padha sinau, mesti iso nggarap soal. Sing mesti kudu jujur lho ya, soale yen kuwi nganthi nyontek, mesti ketok saka CCTV ing pojok kelas kae (karo nunjuk CCTV ing pojok kelas). Mula aja ana sing nyontek yo nduk, le, percaya karo jawabane dhewe-dhewe.”.
            Guru pengawas uwis padha teko, mbagekake soal lan LJK. Pas aku mengo memburi, aku ndelok ora ana kancaku sing nyontek meneh, kabeh uwis pada “insyaf” amarga wedi karo CCTV sing dipasang ing kabeh ruangan, tapi firasatku salah pas ndelok sandhingku lagi nyekeli kertas sing isine tulisan kang runtut. Firasatku bener, pas lagi nggarap soal kancaku sithik-sithik mbuka kertas mau, lan langsung mbunderi jawaban ing LJK. Aku ora wani ngadu ing guru pengawas, amarga aku ngerti ana CCTV sing mesti jujur.
            Pas arep mulih, speaker kelas muni, “Ehh..kok speaker kelase muni?? Arep ana pengumuman opo iki??”, “Mbuh kuwi, ora biasane”. Ora suwe bar kancaku ngobrol mau, pak guru ngumumke, “Bagi siswa yang bernama Parjo Budianto kelas 9G, ditunggu oleh bapak/ibu guru diruang BK.”. Parjo bingung ngapa deweke dijeluk karo pak guru, tapi firasatku ngomong gara-gara deweke nyontek pas ulangan mau.
            Aku nunggoni Parjo ing njobo ruang BK. Bener, Parjo dijeluk BK amarga deweke nyontek pas ulangan, “Yo sing sabar yo, mula sesuk rasah nyontek, percaya karo jawaban saka otakmu dewe, trus kowe ora dihukum to??”, “Ora, tapi yen aku nyontek sepisan meneh, aku ora kena melu UTS.”, “Ooo..mbangane nyontek, mending yen sore kowe neng omahku wae”, “Tenanan iki?? Matur nuwun yo, kowe pancen kancaku”.
            

Jumat, 14 Februari 2014

Asal Mula Nama Indonesia

Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, “Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia” (JIAEA, BI: Jurnal Kepulauan Hindia dan Asia Timur), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.
Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia

 James Richardson Logan

 George Samuel Windsor Earl 

Dalam JIAEA volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel “On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations” (Karakteristik Terkemuka dari Bangsa-bangsa Papua, Australia dan Melayu-Polinesia). Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia ("nesos" dalam Bahasa Yunani berarti "pulau"). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dari Bahasa Inggris): "... Penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu masing-masing akan menjadi "Orang Indunesia" atau "Orang Malayunesia".


Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (sebutan Srilanka saat itu) dan Maldives (sebutan asing untuk Kepulauan Maladewa). Earl berpendapat juga bahwa Bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.


Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago("Etnologi dari Kepulauan Hindia"). Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah Indian Archipelago ("Kepulauan Hindia") terlalu panjang dan membingungkan. Logan kemudian memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf 'u' digantinya dengan huruf 'o' agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia. Dan itu membuktikan bahwa sebagian kalangan Eropa tetap meyakini bahwa penduduk di kepulauan ini adalah Indian, sebuah julukan yang dipertahankan karena sudah terlanjur akrab di Eropa.


Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia): "Mr Earl menyarankan istilah etnografi "Indunesian", tetapi menolaknya dan mendukung "Malayunesian". Saya lebih suka istilah geografis murni "Indonesia", yang hanya sinonim yang lebih pendek untuk Pulau-Pulau Hindia atau Kepulauan Hindia".


Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku “Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel” (Indonesia atau Pulau-Pulau di Kepulauan Melayu) sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara di kepulauan itu pada tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah "Indonesia" di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah "Indonesia" itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-IndiĆ« tahun 1918. Pada kenyataannya, Bastian mengambil istilah "Indonesia" itu dari tulisan-tulisan Logan.


Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 ia mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Persbureau. Nama Indonesisch (pelafalan Belanda untuk Indonesia) juga diperkenalkan sebagai pengganti Indisch (Hindia) oleh Prof. Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander (pribumi) diganti dengan IndonesiĆ«r (orang Indonesia).



Jumat, 17 Januari 2014

5 Sayuran yang Dapat Tumbuh Kembali




1. Bawang Putih

Daripada membuang ujung bawang yang tumbuh, yang terasa pahit saat dimasak, lebih baik meletakkannya didalam gelas yang diberi sedikit air. Dari situ, akan tumbuh daun bawang yang biasa digunakan sebagai hiasan diatas sajian makanan.

2. Wortel

Biasanya, ujung atas wortel akan dibuang. Daripada dibuang, lebih baik letakkan wortel pada sebuah piring dengan sedikit air, dari situ akan tumbuh daun-daun kecil, yang dapat digunakkan sebagai campuran salad.

3. Basil/ Kemangi


Tempatkan beberapa potongan kemangi dengan ukuran 4-inch per batang dalam segelas air, dan tempatkan di tempat dengan sinar matahari langsung. Ketika akar sekitar 2 inci panjangnya, tanam mereka dalam pot untuk tumbuh tanaman kemangi penuh.
4. Selada

Letakkan batang/kepala selada dalam mangkuk, dengan sekitar ½ inci air, tempatkan pada tempat yang terkena sinar matahari secara langsung. Dalam 2 minggu, akan tumbuh daun selada baru, dan akan tumbuh penuh dalam waktu 3-4 minggu. 



5. Jahe

Jahe dapat ditanam dalam tanah untuk tumbuh lagi, namun proses ini jauh lebih panjang, dan dapat dipanen jika sudah berumur 8-10 bulan.